Minggu, 01 September 2013

[airputih] Bung Hatta & Sepatu Bally yang Tak Pernah Terbeli

 

[image: Inline image 1]Dandanan mentereng, rumah, dan mobil mewah agaknya
sudah menjadi gaya hidup para pejabat saat ini. Masyarakat pun kembali
merindukan figur-figur pemimpin yang sederhana dan pantas untuk dijadikan
teladan.

Suatu hari, di tahun 1950, Wakil Presiden Muhammad Hatta pulang ke
rumahnya. Begitu menginjakkan kaki di rumah, ia langsung ditanya sang
istri, Ny Rahmi Rachim, tentang kebijakan pemotongan nilai mata ORI (Oeang
Republik Indonesia) dari 100 menjadi 1.

Pantas saja hal itu ditanyakan, sebab, Ny Rahmi tidak bisa membeli mesin
jahit yang diidam-idamkannya akibat pengurangan nilai mata uang itu.
Padahal, ia sudah cukup lama menabung untuk membeli mesih jahit baru. Tapi,
apa kata Bung Hatta?

"Sunggguhpun saya bisa percaya kepadamu, tetapi rahasia ini tidak patut
dibocorkan kepada siapa pun. Biarlah kita rugi sedikit, demi kepentingan
seluruh negara. Kita coba menabung lagi, ya?" jawab Bung Hatta.

Kisah mesin jahit itu merupakan salah satu contoh dari kesederhanaan hidup
proklamator RI Bung Hatta (1902-1980) dan keluarganya. Sejak kecil, Bung
Hatta sudah dikenal hemat dan suka menabung. Akan tetapi, uang tabungannya
itu selalu habis untuk keperluan sehari-hari dan membantu orang yang
memerlukan.

Saking mepetnya keuangan Bung Hatta, sampai-sampai sepasang sepatu Bally
pun tidak pernah terbeli hingga akhir hayatnya. Tidak bisa dibayangkan,
seorang yang pernah menjadi nomor 2 di negeri ini tidak pernah bisa membeli
sepasang sepatu. Mimpi itu masih berupa guntingan iklan sepatu Bally yang
tetap disimpannya dengan rapi hingga wafat pada 1980.

Bung Hatta baru menikah dengan Ny Rahmi 3 bulan setelah memproklamasikan
kemerdekaan RI bersama Bung Karno atau tepatnya pada 18 November 1945. Saat
itu, ia berumur 43 tahun. Apa yang dipersembahkan Bung Hatta sebagai mas
kawin? Hanya buku "Alam Pikiran Yunani" yang dikarangnya sendiri semasa
dibuang ke Banda Neira tahun 1930-an.

Setelah mengundurkan diri dari jabatan Wapres pada tahun 1956, keuangan
keluarga Bung Hatta semakin kritis. Uang pensiun yang didapatkannya amat
kecil. Dalam buku "Pribadi Manusia Hatta, Seri 1," Ny Rahmi menceritakan,
Bung Hatta pernah marah ketika anaknya usul agar keluarga menaruh bokor
sebagai tempat uang sumbangan tamu yang berkunjung.

Ny Rahmi mengenang, Bung Hatta suatu ketika terkejut menerima rekening
listrik yang tinggi sekali. "Bagaimana saya bisa membayar dengan pensiun
saya?" kata Bung Hatta. Bung Hatta mengirim surat kepada Gubernur DKI Ali
Sadikin agar memotong uang pensiunnya untuk bayar rekening listrik. Akan
tetapi, Pemprov DKI kemudian menanggung seluruh biaya listrik dan PAM
keluarga Bung Hatta.

Bung Hatta adalah pendiri Republik Indonesia, negarawan tulen, dan seorang
ekonom yang handal. Di balik semua itu, ia juga adalah sosok yang rendah
hati. Sifat kesederhanaannya pun dikenal sepanjang masa. Musisi Iwan Fals
mengabadikan kepribadian Bung Hatta itu dalam sebuah lagu berjudul "Bung
Hatta".

*Terbayang baktimu, terbayang jasamu*
*Terbayang jelas jiwa sederhanamu*
*Bernisan bangga, berkapal doa*
*Dari kami yang merindukan orang*
*Sepertimu*

*sumber: **
http://news.detik.com/read/2011/11/15/170957/1767957/10/?992204topnews*
<http://news.detik.com/read/2011/11/15/170957/1767957/10/?992204topnews>--
*Air Putih - Penyejuk Dahaga Jiwa yang Terik*
http://segelas.airputih.web.id | www.airputih.web.id
<http://www.airputih.web.id>

[Non-text portions of this message have been removed]

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:
&lt;-~------------------------ www.AirPutih.web.id----------------------------~-&gt;
Segelas air putih, untuk kesegaran jiwa. Simak catatan lengkapnya, liat
photo member, dan download arsip di segelas.airputih.web.id
&lt;-~-------------------- airputih[at]AirPutih.web.id -----------------------~-&gt;

AirPutih Groups Links
&lt;*&gt; Planet airputih:
    http://www.airputih.web.id
.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar