Senin, 27 April 2009

[Guyon-Yook] Gara-gara Facebook: Jodoh Melayang, Harta Pun Hilang


No virus found in this incoming message.
Checked by AVG - www.avg.com
Version: 8.0.238 / Virus Database: 270.11.58/2061 - Release Date: 04/15/09 19:52:00
 



yaaaaa itu mah tergantung waspada enggak nya kita dalam milih temen, gak gampang dirayu dan gak gampang terpengaruh !! HATI-HATI LAAAAAAAHHHHH ..
 
Subject: Gara-gara Facebook: Jodoh Melayang, Harta Pun Hilang



            KOMPAS.COM Selasa, 3 Maret 2009 | 11:40 WIB

                Laporan wartawan Astrid Isnawati Gara-gara Facebook: Jodoh Melayang, Harta Pun Hilang (1) Berselancar
di dunia maya seperti Facebook, ada rambu-rambu yang harus dipatuhi.
Terutama yang menyangkut privasi. Kalau tidak hati-hati, risikonya
cukup besar. Bukannya kesenangan yang didapat, justru harta melayang. Fenomena
Facebook alias FB semakin tak terbendung. Tak heran jika FB dinobatkan
sebagai situs pertemanan paling diminati di seantero dunia. Dan,
seperti dua sisi berlawanan dari koin, di samping menguntungkan, FB pun
mempunyai sisi "buruk". Fitur sederhana seperti status dan foto yang
dilengkapi tag yang digemari jutaan pengguna Facebook, ternyata berbahaya jika digunakan secara sembrono. Pasalnya, FB memungkinkan teman ( mutual friends ) mengetahui detail pribadi penggunanya. Bayangkan saja, cukup dengan meng- update status atau mengubah status hubungan dengan pasangan, secara otomatis semua teman mendapatkan notification (pemberitahuan) . Foto-foto yang diunggah lalu di- tag
sembarangan dan diset, bisa dilihat siapa pun yang memiliki jaringan
pertemanan, juga tak kalah bahaya, lho. "Di dunia maya, pencitraan diri
dicerminkan lewat apa yang di- posting oleh Anda atau orang lain. Jadi, hati-hati dalam memilih foto untuk di- posting " ucap Donny BU, Senior Researcher ICT (Internet and Communication Technology) Watch. Intinya,
kata Doni, jangan sembarangan menyebar data pribadi, mengubah status,
menambah teman yang sama sekali asing, atau mengunggah foto di dunia
maya secara membabi-buta. Di Inggris, contohnya, suami membunuh
istrinya karena sang istri mengubah status pernikahan mereka di FB,
dari menikah menjadi lajang. Sang suami pun naik pitam dan gelap mata.
Menyeramkan, bukan? Kado Puluhan Juta Tak
hanya di luar negeri, peristiwa buruk menyangkut salah guna FB juga
terjadi di sekeliling kita. Salah satunya menimpa Vira (bukan nama
sebenarnya), perempuan berusia 30-an dengan jenjang karier eksekutif di
perusahaannya. Sama seperti pengguna FB di berbagai tempat, Vira juga
keranjingan. Tiada hari tanpa memperbarui perkembangan terbaru dari
akun pribadi dan tak lupa menjelajahi satu per satu kabar
teman-temannya di FB. Suatu hari, dalam boks friend requests ,
sebuah nama dan foto asing muncul, meminta agar Vira menerima ajakannya
untuk berteman. Vira melihat profilnya dan ternyata pria ini berasal
dari Turki. Karena tidak memiliki mutual friends , dipastikan dia menggunakan panduan advanced search
sampai menemukan akun Vira, sebuah upaya yang menunjukkan ada usaha
lebih dari pria itu. Paras rupawan sang calon teman sedikit banyak
membuat hati Vira melunak dan ikon Confirm tanpa ragu, ia klik. Alhasil, resmilah pertemanan mereka. Setelahnya, mereka rajin bertegur sapa di wall
untuk menjembatani jauhnya jarak dan perbedaan waktu. Karena si lelaki
sangat perhatian dan mengaku punya pekerjaan tetap, Vira mengiyakan
ajakan berpacaran. Tak lama kemudian, sang Arjuna datang ke Indonesia . Ia
bersikap amat santun dan supel. Dalam sekejap, keluarga besar Vira bisa
dekat dengannya. "Dia rajin sekali mendekati keluarga saya," kenang
Vira. Ini adalah faktor yang mengakibatkan Vira menaruh kepercayaan
besar kepada sang pacar. Belum lagi, pria Turki ini sangat royal secara
materi, "Waktu saya lihat dan menyukai sebuah cincin, dia langsung
membelikannya, " ujar Vira. Bahkan, saat Vira berulang tahun, dia
mentransfer uang puluhan juta ke rekening Vira sebagai hadiah. Ajak Nikah Berujung Amarah Singkat
cerita, mereka memutuskan untuk menikah. Tiba-tiba, Vira teringat
sesuatu, "Kalau saya dinikahi dia, berarti saya harus ikut ke Turki dan
meninggalkan semua yang saya miliki di sini." Mendadak, hati Vira
menjadi kurang sreg. "Apa benar dia suka dengan saya?" pikir Vira. Tak
ingin menyesal, Vira lalu memutuskan hubungan mereka secara baik-baik.
Reaksi tak terduga muncul dari negeri seberang. Sang pacar marah tak
karuan, sampai mengancam dan meneror tiada henti. Diburu amarah, lelaki itu mendatangi Vira ke Indonesia
dan mengajaknya bertemu di hotel. Ancamannya tidak main-main, Vira
harus mengembalikan semua pemberiannya yang bernilai ratusan juta
rupiah, "Dia ingat detailnya, karena semua tercatat dengan baik di
pembukuannya. " Kontan, Vira ketakutan. Bahkan, ketika teman-temannya
menyuruhnya melapor ke polisi, dia menolak. "Saya malu dan takut,"
begitu alasan Vira. Alhasil, Vira pontang-panting mencari dana
agar "utangnya" lunas. "Tabungan saya sampai habis, akhirnya terpaksa
meminjam sana-sini," keluh Vira. Masalah belum usai, karena hingga
sekarang Vira masih berutang kepada teman dan keluarganya. "Sungguh
melelahkan," keluhnya. Kapokkah Vira main FB? "Enggak! Saya hanya lebih
selektif memilih teman. Interaksi di FB hanya dengan teman-teman yang
benar-benar dekat," tandasnya. Kasus Vira, kata Doni, sebetulnya
tak akan terjadi jika saja Vira tidak asal menerima undangan berteman.
Apalagi kalau hanya untuk menambah jumlah teman. "Lihat dulu, berapa
banyak mutual friends . Semakin sedikit, berarti tidak banyak
teman yang mengenalnya. Ini berarti risikonya lebih besar. Tidak perlu
sampai ribuan teman, karena wajarnya, setiap akun FB memiliki 120
teman." * Selasa, 3 Maret 2009 | 12:55 WIB

                Laporan wartawan Astrid Isnawati Gara-gara Facebook: Jodoh Melayang, Harta Pun Hilang (2) Pemalsuan
jati diri juga mudah dilakukan di situs pertemanan. Jadi, pelaku
bertindak seakan-akan dialah korban dan menyebarkan data pribadi
korbannya atau lazim disebut impersonation. Peristiwa tidak
mengenakkan ini ternyata pernah terjadi kepada salah satu mahasiswa
Donny, sebut saja namanya Rima. Awalnya, "Dia mengadu ke saya, sering
ditelepon nomor tidak dikenal. Bahkan di tengah malam," kisah Donny.
Pria yang aktif menulis di portal berita Detik.com ini, kemudian
bergerak cepat menyelidiki pangkal persoalan. Ternyata, data pribadi
sang mahasiswa dikopi dari akun FB-nya dan dijadikan blog. Foto-foto di
FB juga diambil, lalu dengan menggunakan situs penyimpan foto gratis,
dengan mudahnya pelaku mem-posting ulang di blog tadi. Bukan
hanya menyebarkan data dan foto-foto pribadi, pelaku juga
menjelek-jelekkan citra korban alias black campaign. "Isinya cenderung
melecehkan martabatnya sebagai perempuan," tutur Donny. Situasi
bertambah buruk karena pencantuman nomor telepon pribadi Rima yang
diambil dari fitur phonebook di FB. Jelaslah kini, dari mana asal semua
telepon-telepon asing itu datang menghampiri mahasiswanya. Alhasil,
Rima mau tak mau harus menjelaskan duduk persoalannya ke setiap nomor
yang meneleponnya. Melihat kasus Rima, Donny menyarankan,
"Sebenarnya, tidak apa-apa menyebarkan nomor telepon di internet. Semua
tergantung kita siapa, apa alasan, dan tujuannya." Lantas, apa yang
bisa dilakukan seandainya kejadian ini terjadi pada Anda? "Menghubungi
langsung pengelola situs blog dan FB dengan mengirimkan bukti identitas
diri seperti KTP yang di-scan." Beruntung bagi Rima, situs blog yang
dipakai untuk mencemarkan nama baiknya memiliki flag blog alias
fasilitas untuk melaporkan jika ada muatan blog yang merugikan. Palsu Sekaligus Mengganggu Meskipun
tak separah dua kasus sebelumnya, Monik Hapsari juga mengalami kejadian
buruk gara-gara tangan usil di FB. Tanpa peringatan apa pun, tiba-tiba
Monik (panggilan akrabnya) diserbu teman-temannya yang mempertanyakan
akun Facebooknya, "Selama ini, saya selalu menolak membuat account FB
karena memang tidak tertarik. Jadi waktu ada akun itu, semua pada
nanya," jelas pengarah gaya di majalah remaja ini. Lantas, dari
mana asalnya akun Facebook dengan nama dan fotonya itu? "Saya juga
enggak tahu. Tiba-tiba ada dan orang ini mengisi dengan lengkap semua
data pribadi saya. Terus, kalau ada foto yang ada wajah saya, langsung
di-tag oleh pembuat akun itu, plus dikomentari, " papar Monik. Si
pembuat rupanya memang iseng, Monik sampai dibuatkan fitur Fans Club
dan membuatnya diolok teman-temannya. Kendati awalnya Monik tak
pedul, lama-lama ia merasa terganggu juga. "Kayaknya, teman sekolah
atau kuliah banyak yang meng-add dan mereka sering SMS atau nulis di
wall, bilang aku sombong karena tidak pernah balas sapaan mereka di
FB," keluh lulusan Desain Kria, ITB ini.       

   

        Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.



     

 

 


Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.



What can you do with the new Windows Live? Find out


__._,_.___
Recent Activity:
===================================================
GUYOK-YOOK : PENGHARUM MULUT TANPA PERLU GOSOK GIGI
Alami dan Tanpa bahan pengawet. Aman bagi ibu hamil
Jika mulut masih bau ya kumur2 donk, masa ngupil...
===================================================
Dijual bebas tanpa surat dokter apalagi surat tilang
NO PROFIT, NO CHATTING, NO SPAM, NO SARA, NO TERORIST,
NO ALCOHOL, NORAK LUUUU.......
===================================================
Mo Nyengir?
kirim email kosong ke
guyon-yook-subscribe@yahoogroups.com

Udah gabung tapi kagak terima email lagi..
Itu namanya bouncing..idih Capeekk deh ...

Supaya Email Kagak Dieleminasi ?
postingan maks. 200kb, rapi dan udah disisir,
masih fresh dari oven, kagak basi apalagi udah bau jempol,
100 persen guyon/joke/humor/banyolan/lelucuan/hahaha/hihihi,

Tanggapan maks. 2 email/subject, emangnya berbalas pantun..
dan paling penting, rajin kirim cemilan buat Godfather sama Oom moddy
-------------------------------------------------------------

.

__,_._,___

Tidak ada komentar:

Posting Komentar